Kreatifitas Tanpa Batas di KBA Selagalas

Tarian khas sasak. Foto by Rosmala

Jumat, 4 Oktober 2024 Saya bersama puluhan teman-teman blogger, jurnalis dan fotografer se-Pulau Lombok melakukan kunjungan ke Kampung Berseri Astra (KBA) Selagalas. Tujuannya adalah untuk menggali informasi lebih dalam mengenai potensi yang ada di KBA binaan Astra di Selagalas, Kota Mataram. 

Acara pagi itu diawali dengan pertunjukan tari khas Lombok yang dibawakan oleh adik-adik dari SDN 3 Cakranegara. Tujuh siswi cantik saling melempar senyum manis diiringi alunan lagu sasak di sela-sela sinar mentari yang mulai hangat menyinari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Selagalas.

Tradisi Presean Suku Sasak. Foto by Rosmala

Setelah tarian sambutan selesai, penonton tiba-tiba dikagetkan dengan suara gemuruh musik kedua yang mengiringi munculnya dua pemuda tanggung ke tengah-tengah area. 

Dua pemuda itu tampil  mengenakan kain songket serba hitam,  lengkap dengan sapuq penutup kepala khas suku sasak. Bersenjatakan tongkat rotan dan papan perisai yang tebal dan kuat, mereka tampak lincah bertarung mengadu ketangkasan. 

Presean namanya, tradisi pertarungan antara dua laki-laki. Pada awalnya tradisi presean ini dipertunjukan dalam upacara tradisional sasak untuk meminta hujan. Namun seiring perkembangan zaman, presean banyak dijumpai pada acara penyambutan tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok.

Kampung Berseri Astra (KBA) Selagalas


Sambutan dari pihak Astra International. Foto by Rosmala

Setelah  puas menyaksikan pertunjukan seni khas suku sasak, acara pembukaan pun dimulai. Beberapa tamu undangan dari jajaran pemerintahan terlihat hadir seperti Asisten I Setda Kota Mataram Bapak Lalu Martawang, Camat Sandubaya Ibu Henny Suyasih dan Lurah Selagalas Bapak Yusrin. 

Ibu Regina Panontongan, Head of Media Relations PT Astra International Tbk menjelaskan apa itu KBA dalam kata sambutannya:

Kampung Berseri Astra (KBA) itu program pengembangan masyarakat berbasis komunitas. Fokusnya untuk mengintegrasikan empat pilar utama yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan. Empat pilar ini kemudian diwujudkan dalam bentuk program-program konstribusi sosial berkelanjutan Astra untuk mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Kampung Berseri Astra.


Lalu Zia Ulyandri selaku ketua KBA Selagalas menjelaskan bahwa KBA Selagalas ini sudah berjalan dari tahun 2021. Tur teman-teman blogger, jurnalis dan fotografer kali ini akan fokus melihat berbagai potensi yang ada pada pilar lingkungan, pilar pendidikan dan pilar kewirausahaan.

Pilar lingkungan berada di SMAN 6 Mataram, pilar pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) YPTN Mataram dan pilar kewirausahaan yaitu kelompok pemberdayaan UMKM berbasis ibu-ibu di Lingkungan Jangkuk.

Lalu Zia, Ulyandri, ketua KBA Selagalas. Foto by Rosmala

Lalu Zia melanjutkan bahwa potensi yang ada di wilayah Selagalas sebenarnya masih banyak. Butuh dukungan dari banyak pihak untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada. 

"KBA Selagalas sendiri sudah berjalan tiga tahun dan masih akan berkembang ke depannya", ujarnya.

Pilar Lingkungan: SMAN 6 Mataram


Kebun Bina Karakter SMAN 6 Mataram. Foto by Rosmala

Tur pertama dimulai dengan mengunjungi SMAN 6 Mataram. Terdapat Taman Bunga & Kebun Bina Karakter, tempat siswa dan siswi dapat belajar membuat pupuk kompos dan pupuk cair serta belajar merawat tanaman. 

M. Ridwan selaku guru pembina di kebun ini menceritakan bahwa awalnya kebun ini terbentuk sebagai sarana untuk membina anak-anak yang sering melanggar aturan sekolah. 

"Daripada anak-anak diskors tidak masuk sekolah, mending diajak berkebun di lingkungan sekolah", ujar M. Ridwan.

"Tak disangka kegiatan berkebun ini berkembang. Bisa menanam aneka sayur dan buah-buahan. Hasil kebunnya dibagi-bagi ke para guru dan siswa. Jika ada lebih, kami jual ke masyarakat sekitar", tambahnya.

"Sekarang bukan hanya siswa-siswi bermasalah saja yang dihukum untuk merawat tanaman yang ada di sini. Semua bisa belajar dan menyalurkan kreatifitasnya di kebun ini", jelasnya.

Tanaman cabai yang tumbuh dengan subur. Foto by Rosmala

Pembuatan pupuk organik. Foto by Rosmala

Salah satu siswi sedang membuat pupuk cair. Foto by Rosmala

Salah satu siswi yang berhasil kami wawancarai di tengah-tengah aktifitasnya membuat pupuk cair menjelaskan bahwa proses pembuatan pupuk tergolong cukup mudah. Bahan-bahannya pun mudah didapatkan. 

"Untuk pupuk cair, bahannya air sisa pencucian beras, garam, MSG dan air gula dicampurkan dengan takaran satu banding satu", jelasnya.

"Satu liter air beras dicampur dengan satu sendok makan garam, satu sdm micin (MSG) dan beberapa sendok air gula" tambahnya.

Proses pembuatan pupuk organik juga tergolong mudah. Siswa dan siswi cukup mengumpulkan sisa-sisa makanan, sisa sayur atau buah dan daun-daun kering. Semua jenis sampah organik ini dapat diubah menjadi pupuk kompos dengan menambahkan cairan EM4. 

Taman Bunga dan Kebun Bina Karakter ini telah berhasil memberikan kesempatan kepada siswa dan siswi SMAN 6 Mataram untuk bereksplorasi dan berkreatifitas dalam mencintai lingkungan. 

Pilar Kewirausahaan: UMKM Berbasis Ibu-ibu


Usaha renggi ketan di Lingkungan Jangkuk. Foto by Rosmala

Selanjutnya kami berkunjung ke salah satu UMKM yang berada di Lingkungan Jangkuk, yaitu tempat produksi renggi (rengginang ketan khas Lombok). Usaha ini sudah berjalan sekitar 15 tahun. 

"Dalam sehari alhamdulillah omset sampai 2 juta rupiah" ujar inaq Nikmah, pemilik usaha Renggi Reket Nikmah Food.

Produksi renggi dilakukan oleh setidaknya 15 anggota kelompok. Masing-masing memproduksi sekitar 3 kilogram/hari. Total produksi renggi setiap harinya bisa mencapai 40-50 kilogram.  

Ibu Nikmah memberikan upah yang bervariasi untuk para anggotanya tergantung jenis pekerjaan yang dikerjakan. 

"Untuk membuat olahan renggi upahnya Rp 5.000/kilogram. Yang bertugas untuk jemurnya beda lagi (upahnya)" ucap Bu Nikmah.

"Nanti ada juga yang membolak-balik renggi kalau sudah setengah kering, itu beda lagi upahnya", tambahnya.

Harga jual renggi juga bermacam-macam. Dikarenakan ada varian kerupuk renggi yang siap santap dan ada juga yang dijual dalam bentuk kiloan yang belum digoreng. 
 
Tentunya, program pemberdayaan berbasis kelompok ibu-ibu ini telah berhasil meningkatkan perekonomian anggota kelompok.

Pilar Pendidikan: SLB YPTN Mataram


Pertunjukan seni musik oleh siswa SLB. Foto by Rosmala

Perjalanan selanjutnya yaitu mengunjungi Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pendidikan Tunanetra (YPTN) Al-Mahsyar Selagalas. Kedatangan kami disambut dengan pertunjukan musik oleh tiga orang siswa di sekolah tersebut. 

Selain pertunjukan musik, kedatangan kami juga disambut dengan suara merdu Leni dalam melantunkan ayat-ayat suci. Leni terlihat begitu lancar membaca al-Quran Braille-nya.

Leni, salah satu siswi SLB sedang membaca al-Quran Braille. Foto by Rosmala

Bolu pisang dan es kul-kul cokelat menjadi hidangan yang disuguhkan, jajanan hasil karya siswi-siswi di sekolah ini. Makanan yang sangat cocok dinikmati di tengah-tengah panasnya udara menjelang siang hari.

Entah mengapa, walaupun cuaca di luar terasa panas, namun suasana di gedung SLB terasa begitu sejuk. Saya bersyukur sekali kegiatan berkeliling di wilayah KBA Selagalas berakhir di SLB ini. Lelahnya berkeliling tak ada rasanya setelah melihat keceriaan dan senyum manis siswa-siswi SLB ketika menyambut kedatangan kami. 

Senyum salah satu siswi SLB. Foto by Rosmala

Bapak Ahmad Fatoni selaku Kepala sekolah menjelaskan bahwa ada 34 siswa-siswi yang belajar di SLB YPTN Selagalas ini. Mereka diberikan keterampilan berupa seni musik, tata boga, keahlian memijat, bahasa inggris dan juga membaca al-Qur'an Braille. 

Program pendidikan dan keterampilan yang diberikan di SLB YPTN Selagalas ini diharapkan mampu mengoptimalkan potensi siswa-siswinya. Program-program yang ada dirancang sedemikian rupa sehingga menciptakan lingkungan belajar  yang inklusif bagi semua anak tanpa terkecuali.

"Harapan kami, mereka bisa mendiri baik secara sosial maupun ekonomi di masa depan", ungkap Pak Ahmad Fatoni.

Penutup


Begitulah cerita keseruan kunjungan ke KBA Selagalas pekan lalu. Kreatifitas tanpa batas jelas terlihat di Kampung Berseri Astra Selagalas. 

Kesimpulannya bahwa Kampung Berseri Astra yang merupakan bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Astra International Tbk telah memberikan banyak kontribusi kepada masyarakat. 

Harapannya, PT Astra International Tbk dapat terus melanjutkan dukungannya kepada KBA Selagalas guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. 

Selanjutnya, saya rasa masih banyak potensi lain yang masih tersembunyi. Semoga program KBA ini dapat diimplementasikan di banyak tempat di Pulau Lombok khususnya dan NTB pada umumnya. 


#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia


Related Post



Post a Comment

0 Comments